Sabtu, 28 April 2012

Perkembangan Kehidupan Negaranegara Kerajaan Islam di Indonesia

Standar Kompetensi :
Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Kompetensi dasar :
Menganalisis perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Islam di Indonesia.
Indikator :
Menganalisis munculnya negara-negara kerajaan Islam di Indonesia


KERAJAAN SAMUDRA PASAI

- Geografis
• Berdiri abad XII (1128 M) letak di Pasai dekat Selat Malaka dan sangat strategis dilewati jalur perdagangan, disinggahi para pedagang.

- Politik
• Raja-raja yang pernah berkuasa
• Nazamudin Al Kamil (1128 M) seorang laksamana laut Mesir yang berhasil merebut Gujarat
• Sultan Malikul Saleh (1207 M) berhasil mengalahkan dinasti Fatimah dan datang ke Pasai.
• Sultan Malikul Thahir (1297 M) Pasai mendapat sangat dari kerajaan Malaka.

- Ekonomi
• Pasai merupakan urat nadi pelayaran dan perdagangan internasional sehingga Pasai mendapat bea cukai kapal-kapal pedagang dan menyediakan barang-barang hasil bumi.

- Sosial budaya
• Pasai sering disebut “Serambi Mekah” dengan adat istiadat yang mirip dengan adat Mekkah dengan budaya yang terkenal berupa batu nisan, masjid, kaligrafi, dll.

KERAJAAN ACEH

- Geografis
• Berdiri abad XVII (1637 M) letak di Aceh yang strategis jalur persimpangan jalan perdagangan dunia.

- Sistem birokrasi :
• Sultan sebagai penguasa tertinggi. Wilayah kesultanan Aceh dibagi menjadi :
• Tiga wilayah sagi yang diperintah seorang Panglima Sagi disebut Hulubalang Besar
• Wilayah pusat atau distrik yang memiliki otonomi daerah dipimpin Hulubalang (Uleebalang)

- Politik
• Raja-raja yang pernah berkuasa antara lain :
• Sultan Ali Mughayat Syah (1514 – 1529 M) melakukan ekspansi ke Sumatera Utara.
• Sultan Salahudin (1528 – 1537 M) Aceh mengalami kemunduran karena raja tidak memperhatikan pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat.
• Sultan Alaudin Riayat Syah Al Kahar (1537 – 1568 M) mengadakan reformasi politik, ekonomi, dan ekspansi.
• Sultan Iskandar Muda (1607 – 1636 M) mengalami zaman kejayaan dan banyak para pedagang yang singgah.
• Sultan Iskandar Tani (1636 – 1341 M) diganti oleh permaisurinya.

- Ekonomi :
• sebagai penghasil rempah-rempah yang dibutuhkan oleh para pedagang dari luar sehingga mendapatkan devisa yang cukup tinggi.

- Sosial budaya dan seni
• Kehidupan masyarakat terdapat dua kelompok yakni :
• Teuku : bangsawan Islam
• Tengku : orang yang ahli tentang ajaran Islam
• Peninggalan budaya seni bangunan masjid yaitu Baiturrahman dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda.
• Keruntuhan Aceh
• Tidak ada Sultan yang kuat untuk mengendalikan Aceh
• Munculnya pertikaian yang terus menerus antara Teuku dan Tengku
• Daerah kekuasaannya saling melepaskan diri

KERAJAAN MALAKA

- Geografis
• Berdiri abad XIV (1396 M), letaknya di Malaka sebagai pusat perdagangan dan pelayaran.

- Politik
• Raja-raja yang berkuasa :
• Iskandar Syah (1414 – 1424 M) nama kecilnya Paramisora.
• Pangeran Kerajaan Majapahit yang lari dari Blambangan ke Tumasik (Singapura). Pada saat perang Paregreg, Paramisora masuk Islam dan bergelar Iskandar Syah.
• Muhammad SAW Iskandar Syah
• Ekspansi ke Semenanjung Malaka dengan menguasai jalur ekspansi Selat Malaka sehingga berhasil menjadi negara maritim.
• Mudzafar Syah (1424 – 1458 M) ekspansi ke Pahang, Indra Giri, Kempar dan sekitarnya.
• Sultan Mansyur Syah (1458 – 1477 M) mencapai zaman kejayaan dan menjadi pusat penyebaran Islam.
• Sultan Alauding Syah (1477 – 1488 M) raja kurang cakap sehingga Malaka mengalami kemunduran.
• Sultan Muhammad SAW Syah ( 1488 – 1511 M) Malaka semakin lemah dan berhasil dikuasai oleh Portugis di bawah Alfonso d’ Al Bequerque.

- Ekonomi
• Malaka sebagai penguasa jalur perdagangan Asia mendapat upeti dan bea cukai dari para pedagang yang singgah dan telah menetapkan UU pelayaran untuk mengatur para pedagang yang berlayar.

- Sosial Budaya
• Masyarakat hidup dari dunia maritim, agamis, dan perdagangan cenderung hidup secara individualis. Hasil budaya berupa sastra yang menceritakan tentang kepahlawanan yakni : Hang Tuah, Hang Lekir, dan Hang Jebat.

KERAJAAN ISLAM TERTUA DI JAWA

KERAJAAN DEMAK (1475 – 1568)

- Geografis
Letak pantai utara Jawa Tengah sebelumnya bernama Bintoro (Kabupaten)

- Politik
Raja yang berkuasa
Raden Patah (Sultan Alam Akbar Al Fattah) 1500 – 1518 M dari keturunan Brawijaya V yang melepaskan diri dari Majapahit tahun 1500 M.
Patiunus (Pangeran Sabrang Lor) 1518 – 1521 M.
Sultan Trenggono 1521 – 1546 jaman kejayaan Demak. Sepeninggal Trenggono terjadi perang saudara antara Aryo Penangsang (Putera Pangeran Sekar Seda Lepen) melawan keturunan Sultan Trenggono (Pangeran Prawoto) yang dibantu Adiwijaya.
- Ekonomi
Demak menguasai wilayah pedalaman (agraris) dan wilayah pesisir yang merupakan pelabuhan dagang yang ramai.

- Sosial budaya
Masyarakat hidup bertani, berdagang, kalangan bangsawan hidup secara feodal. Untuk mengatur kehidupan bernegara dibuat undang-undang dan hukum yang berdasarkan Islam.
Peranan ulama sangat besar dalam pemerintahan Kerajaan Demak perdagangan pelayaran berkembang pesat.

KERAJAAN PAJANG (1568 – 1586 M)

- Geografis
Di pantai utara pulau Jawa wilayahnya meliputi wilayah Demak, dikurangi Banten dan sebagian wilayah pesisir Jawa Timur.

- Politik
Raja-raja yang berkuasa :
Hadiwijaya (Mas Karebet, Joko Tingkir) 1568 – 1582 ia mengalahkan Arya Penangsang kemudian memindahkan pusat pemerintahan di Pajang.
Pangeran Benowo (Putera Hadiwijaya) 1582.
Masa ini terjadi perebutan tahta dengan putera P. Prawoto (Demak) dengan bantuan Sutawijaya Demak dapat dikalahkan oleh Pajang kemudian kekuasaan diserahkan kepada Sutawijaya.

- Sosial Budaya
Masyarakatnya petani, pedagang dan pelaut, agama Islam menjadi agama mayoritas, peranan ulama sangat besar dalam pemerintahan Pajang.

KERAJAAN MATARAM ISLAM

- Geografis
• Letak di sekitar Kotagede Yogyakarta. Mataram adalah daerah perdikan yang dihadiahkan oleh Hadiwijaya kepada Ki Ageng Pemanahan. Setelah Ki Ageng Pemanahan Wafat Pemerintahan di Mataram dipegang oleh Sutawijaya (puteranya).

- Politik
• Raja-raja yang berkuasa :
• Sutowijoyo (Panembahan Senopati Ing Alogo Sayidin Panotogomo) 1585 – 1601
• Mas Jolang (Panembahan Seda Krapyak) 1601 – 1613
• Mas Rangsang (Sultan Agung Hanyokrokusumo) 1613 – 1645
• Amangkurat I (Pangeran Tegal Arum) 1645 – 1677
• Amangkurat II (Adipati Anom) 1679 – 1704
• Amangkurat III (Sunan Mas) 1704 tidak mendapat dukungan VOC
• Paku Buwono I (Pangeran Puger) 1719 – 1719
• Amangkurat IV (Sunan Prabu) 1719 – 1727
• Paku Buwono IIPerjanjian Giyanti, 13 Pebruari 1755
• Paku Buwono III
• Mataram Surakarta
• Hamengkubuwono I
• (Mataram Yogyakarta)Perjanjian Salatiga, 1757 (Mas Sa’id, Pangeran Samber Nyowo)
• Paku Buwono III
• Mangkunegoro I
• (Mangkunegaran)

- Ekonomi
Masyarakat hidup agraris dan perdagangan.

- Sosial Budaya
Lapisan masyarakat terdiri dari golongan bangsawan (feodal) dan rakyat, hasil budaya Jawa berkembang sejalan dengan perkembangan Islam (Kejawen).
Sistem birokrasi
kekuasaan tertinggi dipegang sultan (raja) yang dibantu oleh pejabat kerajaan dengan tugas-tugas tertentu. Jabatan yang berada dibawah raja dibagi menjadi sebagai berikut :
Pemerintahan Lebet, yaitu pemerintahan di dalam istana
Pemerintahan lebet dijabat oleh pejabat tinggi kerajaan yang bergelar Patih Lebet (patih dalam). Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh wedana dengan tugas masing-masing. Tahun 1755 patih lebet dihapus dan diganti Tumenggung.
Pemerintahan Jawi, yaitu pemerintahan di luar istana.
Diperintah oleh Wedana Jawi, pemerintahan manca negara dikepalai oleh seorang Bupati / Adipati sebagai kepala daerah dan bertanggung jawab kepada raja.

KERAJAAN BANTEN


- Geografis
• Letak di ujung barat Pantai Utara Jawa, jalur Selat Sunda.

- Politik
• Raja-raja yang berkuasa :
– Hasanuddin (1550 – 1570 M)
– Panembahan Yusuf (570 – 1579 M)
– Maulana Muhammad SAW (1579 – 1596 M)
– Abu Mufakir (1596 – 1651 M)
– Sultan Ageng Tirtayasa (1651 – 1692 M)
– Sultan Haji (1671 M)

KERAJAAN ISLAM DI SULAWESI DAN MALUKU

KERAJAAN GOA TALLO

- Geografis
Kerajaan Goa dan Tallo adalah dua kerajaan yang berintegrasi menjadi kerajaan Makasar dengan wilayah meliputi Bone, Wajo, Sopeng dan Luwu.

- Politis
Raja yang pernah berkuasa :
Raja Goa : Daeng Manrabia bergelar Sultan Alaudin yang diangkat menjadi Raja Makasar.
Raja Tallo : Karaeng Matoaya bergelar Sultan Abdullah sebagai Mangkubumi di Makasar.
Alaudin (1571 – 1638 M), mulai menata pemerintahan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sultan Hasanuddin (1638 – 1667 M) ekspansi ke Sumbawa, Flores dengan keberaniannya Hasanuddin dijuluki “Ayam jantan dari Timur”. Hasanuddin selalu berusaha mengusir Belanda sehingga Belanda meminta bantuan raja Bone. Akhirnya Makasar dapat ditekan dan menandatangani perjanjian Bongaya 1667 M, dengan isi :
VOC memperoleh hak monopoli dagang di Makasar
Makasar melepaskan Bone
Makasar menyerahkan benteng kepada VOC
Arupalaka sebagai raja Bone
Mapasomba 1667 M, dipercaya untuk mengendalikan Makasar namun sifatnya lebih keras dari ayahnya maka Belanda menghancurkannya dan nasibnya tidak diketahui.

- Ekonomi
Makasar menjadi tempat persinggahan para pedagang internasional dengan pelabuhannya Somba Opu. Untuk mengatur pelayaran dibuatkan UU Pelayaran dan perniagaan yang disusun berdasarkan keislaman karya, Ammana Gapa berupa “Ade Loping Bicaranna Pabbahi’e”

- Sosial Budaya
Raja sangat memperhatikan kehidupan masyarakat dengan berpegang bahwa lautan semua ciptaan Tuhan untuk kita semua, maka harus dikelola dan dimanfaatkan. Budaya yang sangat terkenal adalah pembuatan perahu pinisi yang tersiar sampai ke manca negara.
Sistem birokrasi
Kekuasaan tertinggi dipegang oleh raja. Sebutan untuk raja dapat ditemukan dari beberapa suku tradisional yang bersifat kronik yang memuat silsilah raja. Kitab tersebut antara lain sebagai berikut :
Lontara memuat silsilah raja-raja Toraja
Lagaligo memuat silsilah raja-raja Bugis
Raja Gowa bergelar Sombayari Gowa (disembah).
Raja Lawu bergelar Pajungeri Luwu (berpayung atau yang dipayungi)
Raja Bone bergelar Mangkau’e (tahta)
Pabbicarabutta yang dibantu oleh :
Tumailalang Matowa bertugas menyampaikan perintah raja kepada majelis
Tumailalang Malolo bertugas mengurus istana
Panglima perang bergelar Aurong Guru Lompona Tumakajannanganang.

KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE

- Geografis
• Berdiri 1521 M. letak di Maluku merupakan dua kerajaan Islam yang besar.

- Politik
• Ternate memimpin Uli Lima (lima persekutuan / lima saudara). Tidore memimpin Uli Siwa (9 persekutuan / sembilan saudara).
• Sultan Hairun (1550 – 1570 M) menentang politik monopoli Portugis, setelah Portugis mendirikan Benteng Santo Paolo dalam peresmiannya mengundang Sultan Hairun namun di tengah perjalanan dibunuh portugis.
• Sultan Baabullah (1570 – 1583 M) diberi julukan tuan 72 pulau, Baabullah berhasil mengusir Portugis dari Ternate dan pada tahun 1640 ke Timor Timur setelah diusir VOC

- Ekonomi
• Wilayah Maluku sebagai penghasil cengkeh untuk obat-obatan, bumbu masak, pertanian menghasilkan beras, kacang dan rempah-rempah.

- Sosial Budaya
• Masyarakat menganut dua agama yaitu Islam dan Kristen sehingga mudah dipecah belah dan diadu domba. Contoh hasil budaya fisik berupa masjid Ternate, Istana Kerajaan.

1 komentar:

  1. Terimakasih, blog nya sangat membantu mengerjakan tugas-tugas saya...

    BalasHapus